About this blog

Selamat datang di Blog ini. perkenalkan nama saya Djoko Sasongko. Saya seorang seniman, seorang yang berjiwa seni, seni apa aja terutama seni lukis yang saya sukai ( my Art Blog ). Dan kebetulan juga lagi cari-cari peluang atau tambahan di internet, sudah lama kenal yang namanya internet tapi baru belajar jadi Internet Marketer ( my Online Business Blog ). Saya juga seorang praktisi manufacture. Blog ini saya buat untuk sekedar keluarin "uneg-uneg", berbagi ilmu, berbagi pengalaman, berbagi kegagalan dan kesuksesan dalam bidang "manufacture". Saya sendiri seorang praktisi manufacture yang sdh lumayan lama berkecimpung dalam dunia ini (kurang lebih hampir 10 tahun). Saran dan kritik yang membangun akan saya terima dengan senang hati demi kesempurnaan Blog ini. Semoga Blog ini bisa membawa manfaat bagi semuanya. Terima kasih. Thank You. Matur Nuwun.






zwani.com myspace graphic comments

Saturday, 13 December 2008

Diagram Pareto

Diagram Pareto
Fungsi dari Diagram Pareto adalah untuk dipergunakan mengidentifikasi dan mengevaluasi tipe-tipe/jenis-jenis Non Conformance. Pareto Chart dikembangkan oleh seorang ahli ekonomi Italia yang bernama Vilredo Pareto pada abad ke 19. Pareto Diagram digunakan untuk memperbandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya, dari yang paling besar disebelah kiri ke yang paling kecil disebelah kanan. Susunan tersebut akan membantu kita untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejadian atau sebab-sebab kejadian yang dikaji. Dengan bantuan Pareto Diagram tersebut kegiatan akan lebih efektif dengan memusatkan perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai dampak yang paling besar terhadap kejadian daripada meninjau berbagai sebab suatu waktu. Berbagai Pareto Chart dapat digambarkan dengan menggunakan data yang sama, tetapi digambarkan secara berlainan. Dengan cara menunjukkan data menurut frekuensi terjadinya, menurut biaya, menurut waktu terjadinya, dapat diungkapkan berbagai prioritas penanganannya tergantung pada kebutuhan spesifik yang ada. Dengan demikian tidak dapat begitu saja ditentukan bar yang terbesar dalam Pareto Chart sebagai persoalan yang terbesar. Dalam hal ini harus dikumpulkan terlebih dahulu informasi secukupnya. Dalam mengadakan Analisis Pareto, yang diatasi adalah sebab kejadian, bukannya gejalanya.

Langkah yang dipergunakan ialah (Eugene L. Grant, 1988):
 Mengidentifikasi tipe-tipe/jenis-jenis yang akan diperbandingkan. Jika pengkategorian Peta Kontrol sudah dibuat maka untuk membuat identifikasi ini adalah mudah. Setelah itu merencanakan dan melaksanakan pengumpulan data, yaitu:
 Menentukan masalah yang akan diteliti.
 Menentukan data apa yang akan diperlukan dan bagaimana mengklasifikasikan atau mengkategorikan data itu.
 Menentukan metode dan periode pengumpulan data.
 Menentukan frekuensi dari kategori Non Conformance yaitu dengan membuat suatu ringkasan daftar atau tabel yang mencatat frekuensi kejadian dari masalah yang telah diteliti dengan menggunakan Check Sheet.
 Mengurutkan menurut frekuensinya yaitu dengan membuat daftar masalah secara berurut berdasarkan frekuensi kejadian dari yang tertinggi sampai yang terendah.
 Menghitung prosentase dari frekuansi tersebut yaitu dengan menghitung frekuensi kumulatif, prosentase dari total kejadian dan prosentase dari total kejadian secara kumulatif.
 Membuat diagram berdasarkan pada urutan diatas.
 Memutuskan untuk mengambil tindakan peningkatan atas Penyebab Utama dari masalah yang sedang terjadi tersebut.
Dengan demikian dapat diketahui frekuensi Non Conformance yang paling tinggi, meskipun tidak harus yang paling penting. Diagram Pareto untuk analisis dapat dibagi dua yaitu (Vincent Gaspersz, 2001):
1. Diagram Pareto mengenai Fenomena:
Yaitu yang berkaitan dengan hasil-hasil yang tidak diinginkan dan digunakan untuk mengetahui masalah utama yang ada.
Misalnya:
- Kualitas: kerusakan, kegagalan, keluhan, perbaikan dan lain-lain.
- Biaya: jumlah kerugian, ongkos pengeluaran dan lain-lain.
- Delivery: penundaan delivery, keterlambatan pembayaran dan lain-lain.
- Keamanan: kecelakaan, kesalahan, gangguan dan lain-lain.
2. Diagram Pareto mengenai Penyebab:
Yaitu yang berkaitan dengan penyebab dalam proses dan dipergunakan untuk mengetahui apa penyebab utama dari masalah yang ada.
Misalnya:
- Operator: umur, pengalaman, ketrampilan, sifat individual dan lain-lain.
- Mesin: peralatan, istrumen dan lain-lain.
- Bahan Baku: pembuatan bahan baku, macamnya dan lain-lain.
- Metode Operasi: kondisi operasi, metode kerja, sistem pengaturan dan lain-lain.
Jadi kegunaan Pareto Diagram adalah:
• Menunjukkan prioritas sebab-sebab kejadian atau persoalan yang perlu ditangani. Pareto Chart dapat membantu kita untuk memusatkan perhatian pada persoalan utama yang harus ditangani dalam upaya perbaikan.
• Menunjukkan hasil upaya perbaikan. Sesudah dilakukan tindakan korektif berdasarkan prioritas, kita dapat mengadakan pengukuran ulang dan membuat Pareto Chart yang baru. Apabila terdapat perubahan dalam Pareto Chart yang baru itu, maka tindakan korektif tersebut ada dampaknya.
• Menyusun data menjadi informasi yang berguna. Dengan Pareto Chart sejunlah data yang besar dapat disaring menjadi informasi yang signifikan.

1 comments:

Pengetahuan produksi said...

Terima kasih atas sharingnya....

Post a Comment

Isi dan data-data dalam my Blog ini adalah hak cipta pemilik my Manufacture Blog

Page copy protected against web site content infringement by Copyscape

Dilarang keras mengcopy, menyalin atau mengutip semua atau sebagian isi dari my Blog ini atau my Manufacture Blog ini tanpa mencantumkan sumbernya atau tanpa seijin pemilik, Djoko Sasongko, ST. MMT. Pelanggaran terhadap hal tersebut akan diproses sesuai Undang-undang/Hukum yang berlaku.

Copyright © Djoko-Sasongko.blogspot.COM 2008 All Rights Reserved

Web Hosting




 
Copyright 2009 My Manufacture Blog. Powered by Blogger Blogger Templates create by Deluxe Templates | Blogger Styles | WP by Masterplan